Selain memiliki keindahan pemandangan alamnya yang luar biasa, ternyata terdapat hal lain dar Bali yang indah dan tidak dapat kamu lewatkan begitu saja. Tidak dapat kamu lewatkan budaya yang dimiliki oleh Bali, dimana mereka mempunyai keasrian dan kearifan lokal yang masih terjaga sampai dengan detik ini. Justru itulah yang menjadi daya tarik tersendiri dari Bali yang membuat para wisatawan ingin kembali dan kembali lagi ke tempat tersebut. Para penduduknya yang memang ramah, membuat para wisatawan menjadi nyaman dan betah untuk liburan berlama – lama di Bali. Tetapi selain itu terdapat budaya yang menarik untuk dibahas, yaitu tarian tradisionalnya.

Dari berbagai macam tarian yang terkenal di Bali, terdapat tarian yang memang disukai oleh para seniman, mengapa? karena memang tarian ini memiliki gerakan yang kompleks, tidak hanya gerakannya saja tetapi juga musik yang mengirinya pun memang kompleks. Membuat kamu harus nilai seni yang terkandung di dalamnya unik. Tarian tersebut bernama tari Legong, para penari yang melakukan tarian ini memiliki gerakan yang cektatan. Membuat pertunjukan terkesan lebih atraktif dan semangat. Selain itu yang membuat tarian ini menjadi lebih atraktif adalah pengiring tarian ini menggunakan gamelan. Terdapat gamelan yang memang digunakan untuk mengiringi tari Legong yaitu Gamelan Semar Pagulingan.

Saat itu Legong dikenalkan di keraton – keraton Bali, saar abad ke 19 terdapat cerita yang mengkisahkan tentang pangeran yang berasal dari Sukawati. Pangeran tersebut sedang  mengalami sakit keras, yang dimana dia bermimpi melihat gadis berjumlah dua orang yang sedang menari. Tarian yang dilakukan oleh para gadis tersebut sangatlah elok dan gemulai, dilengkapi dengan musik gamelan yang indah. Tidak lama Pangeran yang mulai sembuh dari penyakitnya tersebut, mengangkat mimpinya tersebut ke dalam repertoar tarian yang diiringi dengan gamelan.

Ketika itu gadis – gadis yang menarikan tarian Legong ini adalah gadis yang belum menstruasi, menarikan di bawah pancaran sinar bulan purnama yang dramatis di halaman keraton. Terdapat property tambahan yang dibawa oleh para penarinya tersebut, yaitu kipas. Selain itu terdapat penari  tambahan yang diberi nama dengan condong, dimana para penari tambahan tersebut tidak menggunakan kipas seperti para penari Legong. Sebetulnya tari Legong ini mulai dikembangkan di daerah Peliatan, yang dilakukan dua orang legong serta satu orang condong. Pada awal pertunjukkan yang muncul adalah condong dan disusul dengan dua legong yang menarikan legong lasem.

Terdapat satu ciri khas yang dimiliki oleh tari Legong ini, yaitu tatapan mata dari para penarinya. Dimana tatapan mereka tersebut terpancar kuat, membuat tarian ini menjadi lebih hidup dan nyata dengan eskpresi yang diberikan tersebut. Berikut keunikan dari tari Legong.

1.Dijuluki sebagai Legong Keraton

Dijuluki sebagai Legong Keraton

Memang tarian ini terkenal di lingkungan Keraton serta pura saja, membuat tarian ini dibei nama dengan Legong Keraton. Sehingga pada setiap acara di Keraton tarian ini selalu dipertunjukkan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu membuat tarian ini dipertunjukkan sebagai warisan budaya.

2.Penarinya Gadis

Penarinya Gadis

Tarian tradisional ini harus ditarikan dengan para gadis, karena  sifatnya yang sucil serta sakral. Sebab tarian ini dipertunjukkan saat upacara keagamaan yang dilakukan di Pura.

3.Hanya Dimainkan oleh Dua Penari

Hanya Dimainkan oleh Dua Penari

Disesuaikan dengan kisah dari tarian ini , dimana menceritakan tentang hubungan asmara Pangeran Lasem dengan Putri Rankesari. Sehingga tarian ini hanya membutuhkan dua orang penari saja.