Indonesia memang dikenal dengan kekayaannya yang seakan tak pernah habis. Hal ini disebabkan oleh banyaknya suku dan budaya yang berbeda-beda sehingga menjadi suatu keunikkan tersendiri.

Budaya tersebut juga bermacam-macam, mulai dari baju adat, rumah adat, pakaian adat, hingga tarian khas daerah masing-masing.

Tarian khas seringkali menjadi sebuah pertunjukkan yang digunakan saat ada tamu yang datang. Karena itulah tarian menjadi salah satu kebudayaan yang paling terkenal.

Salah satu tarian tersebut adalah Balean Dadas yang berasal dari masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah. Tarian ini dilakukan oleh para perempuan.

Dulunya, tari ini ditunjukkan untuk meminta kesembuhan kepada Tuhan untuk mereka yang saat itub sedang sakit. Dulunya Balean Dadas hanya ditarikan oleh dukun perempuan di sana.

Tarian ini cukup terkenal, namun sayangnya belum banyak yang tahu bagaimana sejarah tariannya. Nah, untuk kalian yang ingin tahu, jangan khawatir. Di bawah ini kami akan memberikan informasinya untuk kalian secara lengkap.

Sejarah Tari Balean Dadas

Tarian ini awalnya berasal dari wadian dadas suku Dayak yang ada di daerah Barito Timur. Daerah ini diketahui merupakan perbatasan antara Kalimantan Selatan dan Timur.

Balean Dadas digunakan sebagai upacara pengobatan tradisional dari suku mereka lalu dikenal dengan nama Wadian Dadas.

Dulunya, upacara ini diberikan oleh seorang wanita bernama Ineh Ngundri Gunung yang melaksanakan kewajibannya dari Dewa untuk mengobati seseorang atau siapapun yang disuruh Dewa.

Dewa lalu mengutus Wadian pertama yang digambarkan dalam wujud elang dan terus turun menurun ke keturunan selanjutnya.

Wadian lalu seringkali diminta oleh masyarakat jika mereka sedang ditimpa musibah apapu itu seperti gagal panen.

Karena itulah upacara ini dilakukan dan sekarang telah beralih fungsi menjadi pemberi keselamatan di suku Dayak.

Tarian dalam upacara ini menggunakan gelang dari logam yang digunakan di kedua tangan sehingga saat menari akan terdengar suara gemerincing dan ketambung.

Kisahnya mengenai seorang wanita bernama Ine Payung Gunting yang bertapa di Gunung Meletus untuk menandingi kesaktian Lala.

Saat bertapa, ia bertemu dengan seekor ular tedung. Ular itu memberi petunjuk dengan mengabulkan permintaannya menjadi seorang sakti yang pintar menari.

Ia lalu pandai menari meliuk-liuk seperti ular tadung dan melayang seperti burung elang. Seiring perkembangannya, tarian ini semakin popular.

Mengikuti kemajuan zaman dan modernisasi saat ini, tarian yang dianggap sebagai ritual penyembuhan ini mulai ditinggalkan.

Namun, jika kalian ingin melihatnya, kalian masih bisa menemukannya di masyarakat suku Dayak pedalaman.

Sekarang ini Balean Dadas lebih banyak dilakukan di event-event daerah maupun nasional sebagai penyambutan tamu, peresmian, atau ulang tahun daerah.

Tarian ini biasanya diiringi dengan instrument musik kecapi, gong, dan gendang. Penari menggunakan busana kain 5 warna khas Dayak dan berbagai aksesoris.

Baleen dadas didominasi oleh gerakan yang berputar serta melingkar sehingga menggambarkan bahwa mereka sedang melakukan ritual pengobatan yang diiringi oleh mantra-mantra.

Ada pula atraksi berbahaya yang dilakukan oleh penari di alam bawah sadar mereka. Namun sekarang gerakan tersebut telah dimodifikasi.

Itulah informasi lengkap mengenai sejarah tari Balean Dadas yang perlu kalian ketahui. Salah satu kekayaan Indonesia ini tentu saja harus kita rawat dan kita banggakan.

Semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat sehingga ilmu pengetahuan yang kalian miliki bisa semakin berkembang.