Mungkin masih banyak orang yang kurang mengenal tentang tari bernama Tari Indang ini. Oleh karena itu kali ini kami akan mengenalkan kepada Anda mengenai tari daerah asal Minangkabau ini yang sebenarnya sudah sangat familiar dengan masyarakat Indonesia.

Tari Indang adalah tari yang lebih dikenal dengan nama dindin badinding, sebuah tarian yang lahir bersamaan dengan proses belajar agama Islam secara secara tradisional di sebuah rumah ibadah.

Awal mulanya, tarian ini dibawakan oleh anak-anak laki-laki. Ini dikarenakan pada masa tersebut, hanya anak laki-laki lah yang biasa ada di rumah ibadah, sedangkan para anak perempuan hanya boleh di rumah.

Banyak pendapat berkembang mengenai tarian satu ini. Ada yang menyebutkan kalau Indang sebenarnya berasal dari kata Maindang, ada juga yang berkata kalau Indang sebenarnya berasal dari kata Bendang atau Terang.

Berikut ini adalah sedikit ulasan agar Anda bisa lebih mengenal tarian dari Minangkabau ini.

Tari Indang, Minangkabau

1.Asal Tari Indang

Tari Indang adalah tarian yang berasal dari Sumatera Barat. Tetapi masyarakat Padang Pariaman lebih percaya kalau tarian ini berasal dari ulama islam dari Aceh ke Pariaman. Tarian ini pun mengalami akulturasi dengan budaya dari Minangkabau. Kalau dilihat sekilas, tarian ini memang mirip dengan tarian Saman yang berasal dari Aceh.

Pada awalnya ini adalah tarian yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam di Padang. Tetapi seiring perkembangan waktu, tarian ini semakin menjadi sistem untuk berceramah atau pidato.

Ada seorang pemuka adat bernama Datuak Rajo, ia mengatakan kalau Indang pertama kali diadakan di Surau Syekh Burhanuddin. Lalu tarian ini dimodifikasi oleh sosok Dalin Naaman yang dikenal merupakan khalifah tari Indang pertama.

Pada awalnya para penari Indang merupakan anak laki-laki yang berusia 7-15 tahun. Karena menurut tradisi di Sumatera Barat, anak laki-laki harus menginap juga belajar di rumah ibadah atau Surau.  

Lalu terjadi perkembangan, di mana muncul khalifah tari Indang lain yang mengembangkan tarian ini ke daerah Pariaman. Dan sekarang tarian ini semakin berkembang bahkan sampai ke daerah Solok.

2. Gerakan Tari Indang

Seperti yang kami bahas sebelumnya, Tari Indang merupakan tari yang memiliki fungsi untuk menyampaikan ajaran agama Islam. Isinya pun berisi pujian kepada Allah, Rasul, juga kepada para Khalifah Indang. Biasanya tarian ini dilakukan di malam hari, karena mereka percaya kalau roh-roh yang berjasa dalam pengajaran agama Islam akan turun.

Gerakan tarian ini dilakukan oleh 2 kelompok penari dengan gerakan tangan, menepuk-nepuk, dan juga melentikkan tangan dengan pola lantai. Ini memiliki makna sebagai pujian kepada Allah SWT, Rasul, dan para pejuang.

3. Properti Tari Indang

Terakhir yang akan kami bahas adalah properti yang digunakan dalam tari Indang. Tarian ini awalnya membutuhkan sembuah rebana kecil sebagai propertinya, tetapi kini para penari Indang tidak membutuhkan properti apa-apa dalam menarikan tarian ini. Meski demikian, tari Indang masih tampak sangat cantik dan menarik untuk disaksikan.

Nah, itulah sedikit pembahasan mengenai Tari Indang. Tarian ini mungkin sudah pernah Anda tarikan sebelumnya ketika sedang praktek ujian seni budaya di sekolah atau saat ada pentas seni.

Tari yang dikenal dengan nama dindin badinding ini pun memiliki lagu yang meriah, jadi setiap penampilan acara Tari Indang pasti penonton akan ikut bergemuruh ketika menyaksikannya.